High notes menuntut dilakukannya beberapa hal sekaligus (simultaneous) , tidak bisa hanya memperhatikan satu atau dua hal saja. Ada beberapa pegangan dasar yang musti ditaati untuk mengeksekusinya:
1. Rahang
Rahang harus sangat rileks, tergantung seperti tanpa tenaga. Gerakan rahang ke bawah tidak boleh diikuti gerakan kepala atau tengkorak, hanya rahang saja yang begerak lentur tanpa beban. Artikulator teks bukanlah rahang tetapi bibir, sehingga pengucapan konsonan tidak boleh membebani rahang. Gerakkan rahang ke bawah dan bukan ke depan.
2. Lidah
Lidah terletak rileks, bergerak satu paket dengan rahang. Jangan menarik lidah ke belakang.
3. Tenggorokan
Tenggorakan terbuka (Open Throat, Gola Aperta) dalam nada apapun untuk semua jenis vokal dan konsonan. Sensasinya seperti kalau kita menguap. Tenggorakan yang menguncup akan menimbulkan suara tercekik.
4. Low Larynx
Larynx (pita suara) harus tetap berada di bawah dan jangan dibiarkan meninggi ketika kita meniti nada tinggi.
5. Proyeksi
Proyeksikan suara ke depan di daerah topeng. Jangan membuat ancang2 untuk membidik nada tinggi dengan menarik nada sebelumnya ke belakang. Tetaplah menempatkan suara di depan sehingga tidak membebani rahang. Proyeksi ke depan juga akan membuat suara lebih terang.
6. Head Voice
Gunakan head voice dan bukan falsetto. Indikasinya pada perpindahan dari suara dada ke kepala tidak ada gap atau perpindahan suara melainkan bersambung secara smooth. Pada wilayah nada yang sudah masuk dalam resonansi kepala jangan membawa beban ke atas. Pada beberapa orang perpindahannya berbeda. Pada tenor biasanya akan terjadi peralihan pada nada2 c, d, atau e. Jangan menekan suara pada perpindahan ke head voice, gunakan suara yang halus dulu, dan secara bertahap tambahkanlah volume suara dengan mengembangkan volume resonansi.
7. Appogio
Gunakan dukungan tenaga dari wilayah upper abdominal (perut bagian atas).
8. Sternum
Tulang di tengah dada harus dalam posisi senantiasa tegak dan relatif membusung dengan rileks.
9. Palatal
Soft palatal (langit-langit lunak) diangkat tinggi ketika kita menyanyikan nada head voice.
Ketika bernyanyi jadilah seperti "daun yang melayang dihembus angin"
Daun merupakan representasi kepala (mulai dari leher hingga ubun-ubun), angin merupakan representasi dari badan (mulai dari bahu hingga telapak kaki).
Ketika
kita menarik napas titik konsentrasi adalah di bawah pusar (chi/hara), tapi sesungguhnya udara tidak berhenti di situ. Udara tersebut mengalir, mengisi rongga-rongga tubuh, atau organis. (kalimat ini rumusan ulang dari pengajaran Joseph Kristanto Pantioso).
kita menarik napas titik konsentrasi adalah di bawah pusar (chi/hara), tapi sesungguhnya udara tidak berhenti di situ. Udara tersebut mengalir, mengisi rongga-rongga tubuh, atau organis. (kalimat ini rumusan ulang dari pengajaran Joseph Kristanto Pantioso).
Bagaimana supaya udara dapat mengisi rongga-rongga?
Posisi
badan, baik saat duduk ataupun berdiri. Intinya tegak, rasakan tulang ekor anda terentang ke bawah dan tulang leher belakang anda terentang ke atas (kepala agak membungkuk, tidak mendongak). Dengan posisi ini tulang belakang beserta saraf-sarafnya akan mencapai bentuk ideal dan rongga-rongga pun terbuka, sehingga udara dapat mengisinya. Pengisian udara ke rongga-rongga itu dapat dikatakan sebagai pengaliran energi.
Energi (angin) yang menopang artikulator dan resonator di kepala (daun).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar